Hai, hai. Bertemu lagi di kategori ulasan buku 👋 Berminggu-minggu kemarin saya "sibuk" membaca novel Kepada Siapa Genta Berdentangan alias For Whom the Bell Tolls (judul aslinya). Salah satu karya
Saya menyukai satu grup musik luar negeri. Legendaris. Tahulah, Westlife itu. Cukup bikin "gila" setelah album Coast to Coast meluncur. Entah pernah dapat dari mana, lupa, keluarga saya memiliki
Pekan ini sedang ingin menelurkan esai di KaryaKarsa. Salah satu jenis konten yang memang pernah saya niatkan untuk ditulis di platform tersebut. Di Balik Tombol IKUTI menceritakan tombol IKUTI yang
Apa yang kamu lakukan jika isi kepala dan hati sedang tidak bersahabat? Ya pusinglah, ya sedang tak termotivasilah, ya sedang suntuklah, ya sedang sedihlah, dan ya ya ya lainnya. Menampik semuanya?
Menulis adalah bukti kehadiran. Bukti keberadaan. Saya dapat menyampaikan pikiran untuk saya simpan sendiri sebagai idealnya harta, atau saya sampaikan kepada orang-orang guna menyebarkan gagasan
Sudah menjadi hukum pasti, tak tertulis, bahwa setiap pekerjaan mempunyai sisi enaknya sendiri, sekaligus sisi tidak enak yang menyebalkan sekali. Tidak selalu "sekali", ding. Enak tidak enak adalah
Si bayi lahir. Tengah malam. Rambutnya lebat. Ia lahir sendiri, hanya ditemani ibu dan bapaknya di ruangan dominan putih, di bilangan Babarsari. Seperti ibu-ibu lain di rumah sakit Ibu dan Anak,
Kala waktu, kehidupan begitu normal. Berkumpul di balai sambil rapat menentukan tanggal lomba Agustus-an. Atau menentukan tanggal pentas seni dan menyiapkan pernak-pernik panggung dengan balon dan
Masa lalu menjadi hal yang mengherankan sekaligus menakutkan. Kala-kala juga menyenangkan. Bisa jadi nirfungsi atau bernilai kecil sampai besar. Pun jika tidak bernilai, masa lalu seperti teka-teki
Dalam sayup azan. Dengan langkah kakinya yang gontai, tangan itu sedikit gemetar ingin meraih sesuatu. Foto berpigura di atas meja dan cermin di baliknya yang ditujukan sebagai penghias ruang entah